Menu Tutup

Fakultas Hukum UNSOED Gelar Seminar Nasional Pengelolaan Sumber Daya Alam

Fakultas Hukum UNSOED terus membuktikan diri dipercaya untuk menyelenggarakan perlehatan Nasional.  Kali ini, masih dalam rangkaian Yustisia Fair Dies Natalis FH UNSOED ke 41, Lembaga Kajian Hukum dan Sosial (LKHS) Fakultas Hukum UNSOED menyelenggarakan Seminar dengan tajuk “Politik Hukum Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia di Era Globalisasi: Kedaulatan Rakyat atau Kepentingan Asing?”.  Seminar Nasional ini menghadirkan Fazrul Falakh S.H., M.A., M.SC. (Anggota Komisi Hukum Nasional), Adisatrya Suryo Sulisto (Anggota Komisi 6 DPR RI & Ketua HIPMI), dan Raudin Anwar S.H., L.L.M. (Sekertaris Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar Negeri.
Raudin Anwar, S.H.,LL.M, pada kesempatan ini menyampaikan tentang Konstitusi dan Kebijakan Luar Negeri RI.  Politik Luar Negeri RI “Bebas Aktif” menurut Raudin Anwar adalah politik luar negeri yang pada hakikatnya bukan merupakan politik netral, melainkan plitik luar negeri yang bebas menentukan sikap dan kebijaksanaan terhadap permasalahan internasional dan tidak mengikatkan diri secara apriori pada satu kekuatan dunia serta secara aktif memberikan sumbangan, baik dalam bentuk pemikiran maupun partisipasi aktif dalam penyelesaian konflik, sengketa, dan permasalahan dunia lainnya.  Berdasarkan politik luar negeri sesuai amanat UUD 1945 tersebut, maka karakter diplomasi RI adalah Indonesia memposisikan diri sebagai negara yang bersahabat dengan semua bangsa, melalui prinsip Million Friends Zero Enemy dan All Direction Foreign Policy dengan tetap berpijak pada panggilan konstitusi dan kepentingan nasional.
Sementara itu, Anggota MPR/DPR RI, Adisatrya Suryo Sulisto menyampaikan gagasan dan pandangannya tentang Kedaulatan dan Prioritas Sumber Daya Alam di Era Globalisasi.  Adisatrya mengingatkan bahwa ada ancaman yang lebih mengerikan dari sekedar globalisasi yang berpotensi menjadi imperialisme post-modern yaitu perubahan iklim global dikaitkan dengan FEW Crisis (Food, Energy, Water) atau krisis air, pangan, dan energi.  “Jumlah penduduk bumi pada 2050 diprediksi akan berjumlah 9 miliar orang atau naik 2 miliar dibanding hari ini sehingga terjadi kebutuhan air, pangan, dan energi yang luar biasa”.  Atas dasar itulah Adisatrya mengungkapkan beberapa hal yang penting dilakukan untuk mengantisipasi persoalan tersebut yaitu optimalisasi daratan sebagai penghasil air tanah, pangan, dan energi, Eksplorasi wilayah laut sebagai sumber air bersih, pangan, dan juga energi.  Adisatrya mengungkapkan, “hanya diperlukan dan kesungguhan seluruh anak bangsa yang memiliki karakter dan kompetensi untuk mengelelola sumber daya alam demi mewujudkan Indonesia yang berdaulat dan sejahtera di era globalisasi”.  Menutup paparannya Adisatrya mengutip ungkapan Rene de Clerq “Hanya satu tanah yang bernama Tanah Airku.  Ia makmur karena usaha, dan usaha itu ialah usahaku”.
Acara Seminar Nasional berjalan menarik hingga usai, terbukti dengan banyaknya peserta yang hadir dan diskusi yang interaktif antara peserta dan pembicara. 

 UNSOED, Maju Terus Pantang Menyerah! (HP)

Posted in Berita