Lembaga Pers Mahasiswa Pro Justitia mengadakan bedah buku yang berjudul NADA TJERITA yang merupakan karangan Dosen Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman yang sedang menempuh pendidikan Doktornya di Belanda, beliau adalah Manunggal Kusuma Wardaya SH, L.L.M. Acara bedah buku ini diadakan di ruang Vicon Justitia 3. Acara ini dihadiri oleh para mahasiswa Fakultas Hukum Unsoed.
Mengutip dari http://www.lpm-projustitia.com Buku yang berjudul NADA TJERITA ternyata merupakan sekumpulan cerita mengenai kisah hidup Bapak Manunggal. Banyak sekali kisah menarik yang beliau ceritakan dalam bukunya tersebut. Beliau menceritakan beberapa hal menarik dalam kehidupannya, yang tentu dapat memotivasi orang-orang yang hadir pada acara tersebut. Tidak ada satupun cerita yang membuat acara tersebut garing, cerita demi cerita beliau kemukakan tanpa ada rasa malu bahkan beliau sangat bangga dengan kisah hidupnya. Para peserta bedah buku pun berdecak kagum dengan kisah -kisah hidup beliau yang tentu memberikan dampak sangat positif. Ada banyak hal yang dapat diperoleh pada acara tersebut. Tidak di pungkiri kepintaran beliau dalam hal menulis yang membuat beliau banyak menciptakan begitu banyak tulisan tulisan yang mempunyai kualitas yang sungguh luar biasa.
Beliau mengakui bahwa saat menjadi penulis pemula beliau banyak menemukan kesulitan, namun beliau tetap berusaha untuk menjadi penulis yang handal. Seiring berjalannya waktu beliau terus mempelajari dan mencoba untuk menjadi penulis yang handal dan berkompeten. Beliau merupakan salah satu yang mempercayai bahwa suatu proses akan membawa seseorang kepada apa yang ingin ia tuju, karena dengan proses seseorang akan mengalami keberhasilan dan kegagalan,yang nantinya akan menjadikan acuan untuk lebih baik dan bagus kedepannya.
Menurut beliau menulis merupakan bentuk kegelisahaan yang berasal dari pikiran dan perasaan yang dirasakan pada saat-saat tertentu. Kegelisahan ini lah yang menimbulkan keinginan untuk menuangkan segala kegundahan dan perasaan dalam sebuah tulisan. Maka tidak heran ide menulis beliau tidak habis-habis karena beliau mendasarkan penulisannya terhadap kegelisahannya, karena kegelisahan pasti ada pada diri manusia manapun dalam kondisi apapun.(Rusli Arafat)