Dalam rangka mengimplementasikan salah satu tri dharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat, Universitas Jenderal Soedirman telah berhasil melaksanakan kuliah kerja nyata yang dalam hal ini telah mencapai taraf internasional. Pada KKN periode Juli-Agustus 2023 ini, UNSOED telah melepas 24 (dua puluh empat) Mahasiswa/i nya untuk mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional Malaysia yang diselenggarakan oleh LPPM UNSOED di 7 (tujuh) Sanggar Bimbingan Belajar. Empat mahasiswa diantaranya merupakan mahasiswa/i dari Fakultas Hukum. Mahasiswa tersebut terdiri dari Annisa Candra Ramadhani, Bulan Raina Putri Permana, Nathalie Prasetya Putri, dan Reza.

KKN Internasional di Malaysia ini merupakan bentuk pengabdian yang ditujukan kepada para anak bangsa yang tersebar di wilayah Malaysia dimana mereka mengalami kendala dalam menerima Pendidikan yang semestinya. Anak  yang  lahir  dalam  keadaan  stateless  kemudian  mengalami  kesulitan  untuk mengakses hak-haknya sebagai seorang anak, salah satunya dalam bidang Pendidikan. Permasalahan dalam pendidikan tersebut disebabkan oleh karena keterbatasan dokumen-dokumen kependudukan yang mengakibatkan anak-anak tersebut tidak dapat bersekolah di sekolah formal yang ada di Malaysia.  Keberadaan anak-anak stateless ini telah diturunkan sejak mereka lahir oleh karena orangtua yang salah satunya merupakan WNI yang bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) dikirimkan ke Malaysia, terdapat kemungkinan dalam proses perjalanan terdapat masalah kelengkapan dokumen-dokumen izin tinggal dan lain sebagainya, kemudian melakukan perwakinan yang tidak dicatatkan dalam hukum oleh karena tidak adanya dokumen yang lengkap, kemudian melahirkan seorang anak di Malaysia yang pada akhirnya anak tersebut dikategorikan sebagai undocumented / orang tanpa kewarganegaraan oleh Negara Malaysia. 

Berangkat dari permasalahan tersebut, muncul inisiasi para Warga Negara Indonesia yang bekerja di sebaran wilayah Malaysia untuk menyediakan sanggar bimbingan belajar sebagai wadah bagi para anak-anak bangsa untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Keberadaan sanggar bimbingan belajar ini membantu anak-anak stateless di Malaysia untuk belajar, meningkatkan pengetahuan, serta wawasan nasional kebangsaan Indonesia. Pak Shohenudin, salah satu pengelola sanggar bimbingan belajar menyampaikan bahwa sudah  ada ssekitar 37 (tiga puluh tujuh) sanggar bimbingan belajar yang tersebar di Malaysia. Hal tersebut juga sudah diketahui dan di bawah pengawasan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). Keberadaan sanggar-sanggar tersebut tentu menjadi solusi tercepat untuk menyelamatkan anak-anak bangsa dalam meraih cita-cita dan mimpinya. Akan tetapi masih ada permasalahan yang cukup perlu menjadi perhatian, yakni keterbatasan pengajar dan motivasi bagi anak-anak yang ada didalamnya sehingga keberadaan sanggar-sanggar tersebut butuh dukungan sumber daya manusia untuk melayani anak-anak tersebut. Oleh karena itu, Ia juga mengatakan bahwa keberadaan mahasiswa KKN Internasional salah satunya UNSOED menjadi jawaban atas permasalahan mereka, yaitu mahasiswa/i dikirim ke Malaysia untuk membantu sanggar-sanggar bimbingan belajar dalam meningkatkan mutu kualitas pendidikan, memberikan semangat serta motivasi setinggi-tingginya untuk mengajak anak-anak berjuang, berusaha, serta tidak kenal menyerah dalam menggapai pendidikan setinggi mungkin seperti salah satu cita-cita bangsa Indonesia yang termaktub dalam Pembukaan UUD NKRI 1945 yang berbunyi, “mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Keempat mahasiswa/i FH Unsoed secara aktif membantu sanggar bimbingan untuk mengembangkan kurikulum yang belum berjalan dengan sempurna di sanggar-sanggar tersebut. Hal ini menunjukan komitmen dan dedikasi yang tinggi ditunjukan oleh mahasiswa KKN Malaysia yang berperan sebagai agen perubahan dalam skala Internasional. Selain itu, sebagai mahasiswa Fakultas Hu